Saya selalu ingat kata-kata guru sejarah saya di kelas 3 SMA. Beliau berkata:”anak muda kalo jalannya lurus-lurus aja mah ngga seru,ntar kalo udah tua nyesel lho ngga ngicipin serunya jalan yang berliku”. Well, kalimat beliau tersebut datang setelah beliau bercerita tentang betapa “nakalnya” beliau dulu. Menurut pengakuannya, beliau pernah bersekongkol dengan sang pacar untuk mencuri buku di perpustakaan daerah, karena mereka sangat menginginkan buku tersebut, tapi buku tersebut sudah tidak ada di pasaran! Lucu ya gaya pacarannya. Guru saya yang satu itu emang aga nyentrik. Banyak hal yang beliau ceritakan, tentang sejarah memang, sejarah masa lalunya,hahaha. Pada akhirnya saya menjadi pendengar setianya, tanpa meninggalkan khayalan-khayalan tentang setiap peristiwa yang beliau ceritakan, yah sayalah sang penghayal, SANG PEMIMPI!
Saya punya segudang mimpi, cita-cita, khayalan-khayalan dan tujuan. Saking banyaknya Saya membaginya menjadi III bagian. Apapun itu, entah keinginan, sekedar khayalan, cita-cita, atau tujuan yang sebenarnya, saya letakkan pada bagian yang kira-kira bisa saya wujudkan dalam jangka waktu tertentu: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dan keseluruhannya saya anggap sebagai sebuah rumah. Karena bagi saya rumah adalah tempat saya kembali dari manapun saya, sejauh apapun. Ketika saya berjalan, jauh, tak tentu arah dan bahkan tersesat, satu-satunya yang ingin saya temukan adalah jalan untuk kembali pulang ke rumah. Bahkan, ketika saya berkeinginan untuk terbang tinggi dan melihat pemandangan indah, namun kemudian terjatuh dan sakit, tempat yang dapat menyembuhkan saya adalah rumah. Karena kamar berlabel tujuan jangka panjang saya hanya berisi satu tujuan yang kekal: Pertemuan dengan-Nya di Surga. Karena itulah satu-satunya tujuan atau prinsip hidup yang Saya percayai mampu membuat saya berjalan di jalan yang semestinya, jalan yang mampu memupuk cinta saya kepada-Nya, sehingga apapun yang saya lakukan adalah untuk menarik perhatian-Nya, mendapatkan cinta-Nya, tanpa takut kecewa ditolak dan dihianati. Karena Dialah Sang Maha Pengasih dan Penyayang.
“…barangsiapa menyerahkan seluruh dirinya kepada Allah, dan ia berbuat kebaikan, baginya pahala pada Tuhannya. Tiada mereka perlu dikhawatirkan, dan tiada mereka berduka cita”. –QS 2:112-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar